Lampung Traveller

Doesoen Coffee dan Ajakan untuk Kembali pada Kearifan Lokal

 

Doesoen Coffee dan Ajakan untuk Kembali pada Kearifan Lokal
Foto: Doesoen Coffee

Rumah panggung berbahan kayu itu terlihat sejuk di rerimbunan pepohonan yang teduh. Bangunannya yang kokoh, kental dengan simbol-simbol ke-lampungan pada tiap ornamennya.

Doesoen Coffee seolah tidak ingin melupakan kearifan lokal yang telah begitu berjasa membangun kebudayaan Lampung hingga sedemikian majunya, termasuk melalui simbol rumah panggung yang identik dengan rumah adat asli Suku Lampung.

Banyak hal yang bisa didapat disini, termasuk mengajak siapapun belajar tentang nilai sebuah hidup dan penghargaan sekaligus pentingnya akan kesadaran lingkungan bukan hanya untuk kelangsungan hidup semua makhluk tapi juga untuk menjadi ruang healing paling ideal untuk menghibur penat dan bercanda bersama sahabat.

Doesoen Coffee dan Ajakan untuk Kembali pada Kearifan Lokal
Doesoen Coffee


Konsep Doesoen Coffee

Meski tak mengesankan nilai-nilai ke-lampungan secara spesifik, namun Doesoen Coffee sebagai sebuah kafe berhasil menyandingkan nilai-nilai kearifan lokal dengan konsep kekinian yang uniknya bisa diterima oleh milenial sebagai suatu ‘sajian’ yang baru dibandingkan kafe-kafe lainnya yang ada di Bandar Lampung yang terlihat kurang kuat dalam hal tema.

Pada Doesoen Coffee, atmosfer yang dibangun pun mengajak siapapun yang datang kesini, atau yang biasa disebut dengan ‘Penduduk Doesoen’ untuk membangun keakraban sebagai saudara sebagaimana nilai dasar masyarakat Lampung yang menerima keberagaman.

Satu hal yang tak kalah penting, Doesoen Coffee juga sudah berhasil mengajak siapapun para penduduknya belajar tentang keunikan Lampung itu sendiri, terlepas siapapun penduduknya, baik pendatang maupun mereka yang asli untuk menikmati nuansa sesungguhnya sebuah wilayah bernama Lampung.

Doesoen Coffee dan Ajakan untuk Kembali pada Kearifan Lokal
Doesoen Coffee


Sejarah Doesoen Coffee

Keberadaan Doesoen Coffee tentu tak bisa dilepaskan dari keberadaan rumah panggung yang ternyata merupakan bangunan yang sudah ada sejak tahun 1917 namun berada di suatu daerah di Ogan Komering Ulu.

Bahan utama rumah panggung ini sepenuhnya memanfaatkan kayu yang berasal dari olahan pohon Merbau dengan model sambungan yang masih memanfaatkan teknik tradisional melalui sambungan engsel.

Kemudian, tahun 2014, rumah panggung ini ‘dibawa’ ke Bandar Lampung yang sekarang dikenal oleh penduduknya dengan Doesoen Coffee.

Kafe Ramah Lingkungan

Doesoen Coffee dan Ajakan untuk Kembali pada Kearifan Lokal
Doesoen Coffee


Doesoen Coffee menjadi yang paling unik diantara sekian banyak kafe yang bertumbuhan di Bandar Lampung khususnya. Sejak tiba di kafe ini, siapapun tak akan pernah menyangka ada sebuah kafe estetis, karena di pintu masuk hanya terpacak sebuah plang penanda bertulis Doesoen Coffee, selebihnya adalah bangunan berbentuk rumah berwarna putih dengan pekarangan yang luas.

Semakin masuk ke dalam, melalui sisi kiri bangunan putih menyerupai rumah itu, sebuah kawasan yang asri langsung tersaji. Rindangnya pepohonan yang teduh ditingkahi beragam tanaman hias yang tumbuh subuh kian menegaskan Doesoen Coffee bukanlah kafe pada umumnya.

Doesoen Coffee menjadi public space yang paling ramah lingkungan diantara kafe-kafe lainnya yang tumbuh semarak di Bandar Lampung.

‘Penduduk Doesoen’ tak hanya dibuai dengan beragam sajian menu maupun racikan kopi yang nikmat dengan harga yang terjangkau tapi juga dimanjakan oleh suasana Doesoen Coffee yang old fashioned tapi terasa kekinian.

Nuansa Etnik nan Klasik

Doesoen Coffee dan Ajakan untuk Kembali pada Kearifan Lokal
Doesoen Coffee


Nuansa estetis dan klasik kian terbangun ketika berada di area kedai yang nyaman yang didominasi dengan unsur kayu-kayuan yang khas dengan nuansa asli Lampung pada masa lampau yang sungguh mampu membangun rasa nyaman.

Ornamen-ornamen yang ada di tiap guratan pasak-pasak kayu penunjang rumah panggung terasa menonjol melalui corak yang dihadirkan.

Tumpukan batu-batu kali sebesar kepala yang ditata melalui ram-ram kawat yang kokoh kian menambah nuansa keramahan terhadap lingkungan sekaligus menegaskan bahwa sebuah desain yang punya nilai tak selalu berasal dari harga yang mahal.

Demikian halnya dibagian dalam bangunan utama yang sekaligus menjadi ikon Doesoen Coffee ini pun terdapat sejumlah perabotan bernuansa vintage, seperti kursi rotan old fashion tapi selalu jadi buruan siapapun yang berkunjung kesini untuk menikmati rasa nyaman dengan bentuk sandaran kursi yang dibuat menyesuaikan bentuk punggung.

Sudut-sudut Kekinian

Doesoen Coffee


Hampir tiap sudut ruangan baik di bagian dalam bangunan utama maupun dibagian bawah bangunan di desain secara khusus melalui penempatan meja dan kursi yang tak hanya ditata dengan apik tapi juga menjadi tempat yang tak hanya menenangkan untuk menikmati berbagai menu yang ada di Doesoen Coffee tapi juga untuk menandakan kehadiran bagi siapapun Penduduk Doesoen yang tak ingin melepaskan kenangan berada di Doesoen Coffee lewat gambar yang bercerita.

Dan, percayalah tak ada satupun sudut di tempat ini yang tak meninggalkan cerita maupun kesan yang menenangkan sekaligus menyenangkan.

Doesoen Coffee dan Ajakan untuk Kembali pada Kearifan Lokal
Doesoen Coffee


Live Accoustic

Penduduk Doesoen seolah dimanjakan secara bertubi-tubi ketika berada disini, selain atmosfer kafe yang penuh nuansa, sajian berbagai menu makanan dan minuman yang variatif, masih pula dimanjakan dengan perform dari Lampungustic sebuah grup akustik yang khusus untuk mengiringi kehadiran para penduduk.

Harga Menu di Doesoen Coffee

Doesoen Coffee dan Ajakan untuk Kembali pada Kearifan Lokal
Doesoen Coffee


Terdapat berbagai menu yang ditawarkan di Doesoen Coffee selain menu utama sajian berbagai olahan kopi seperti latte, Vietnam Drip, Hot Coffee maupun hidangan non coffee seperti Red Velvet Ice, Berrylicious maupun Iced Coffee.

Tiap menu yang ada di Doesoen Coffee ditawarkan dengan harga yang beragam, namun tetap terjangkau untuk berbagai segmen, mulai dari remaja hingga keluarga. Harganya mulai dari Rp. 15 ribu hingga Rp. 35 ribu untuk tiap jenis menunya.

Doesoen Coffee dan Ajakan untuk Kembali pada Kearifan Lokal
Doesoen Coffee


Jam Buka dan Lokasi Doesoen Coffee

Doesoen Coffee buka setiap hari dari Minggu – Kamis mulai pukul 11.00 – 22.00 dan pukul 14.00 – 23.00 khusus di hari Jumat serta pukul 11.00 – 23.00 tiap hari Sabtu.

Kafe unik ini terletak di Jl. Pagar Alam No. 133, Kelurahan Segalamider, Kecamatan Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung, cukup mudah untuk dijangkau karena letaknya yang terbilang masih di tengah kota.

Doesoen Coffee dan Ajakan untuk Kembali pada Kearifan Lokal
Doesoen Coffee


 

 

 

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama