Lampung Traveller

Pulau Pahawang, Sebuah Surga Dibalik Kisah Mpok Awang, Pahiwang dan Perjuangan Merehabilitasi Hutan Bakau

Pulau Pahawang, Sebuah Surga Dibalik Kisah Mpok Awang, Pahiwang dan Perjuangan Merehabilitasi Hutan Bakau


Pulau Pahawang tak melulu tentang keindahan pantai maupun bentang alamnya. Ada sekelumit sejarah yang harus dilalui di pulau ini hingga bisa terasa indah seperti saat ini. Idealnya sebuah surga, Pulau Pahawang memang dikonsep melalui perjuangan dan keringat hingga akhirnya bisa terwujud sebagai destinasi wisata bahari unggulan tak hanya bagi Lampung tapi juga Indonesia.

Dari arah perairan Teluk Pedada, riak ombak tenang di sekitar dermaga Pulau Pahawang terasa seperti sahabat akrab yang terus memanggil-manggil. Perairan pantainya yang bersih hingga permukaannya yang jernih dengan padang lamun yang melambai-lambai dari dasar laut membuat pulau ini terasa lebih karib buat siapapun.

Sebagai zonasi wisata, pulau ini terdiri dari setidaknya lima entitas pulau utama sebagai sebuah destinasi yang wajib dikunjungi oleh wisatawan, yakni; Pulau Pahawang Besar, Pahawang Kecil, Pulau Tanjung, Pulau Kelagian dan Pulau Kelagian Lunik.

Banyak daya tarik yang bisa dinikmati di Pulau Pahawang, mulai dari menjelajah pulau, snorkeling, diving hingga keindahan pasir timbul yang menjadi penghubung antara Pulau Pahawang Kecil dan Pulau Tanjung yang ketika air laut sedang surut akan terbentuk jembatan alami berupa pasir pantai putih bersih yang menghubungkan kedua pulau ini.


Pulau Pahawang, Sebuah Surga Dibalik Kisah Mpok Awang, Pahiwang dan Perjuangan Merehabilitasi Hutan Bakau


Pulau Pahawang dan Kisah Mpok Awang serta Pahiwang

Pulau Pahawang secara administratif masuk dalam wilayah Desa Pahawang dengan luas wilayah hingga 1.020 hektar yang terdiri dari enam dusun yakni; Dusun Pahawang, Suakbuah, Penggetahan, Jeralangan, Cukuhnyai dan Dusun Kalangan.

Ada beragam kisah tentang Pulau Pahawang yang beredar di masyarakat seperti tentang Mpok Awang dan Pahiwang.

Kisah Mpok Awang

Kisah Mpok Awang yang disebut-sebut sebagai penduduk pertama yang tinggal di pulau ini menjadi dasar penamaan pulau. Mpok Awang adalah pendatang yang merupakan keturunan Betawi – Cina yang diperkirakan mulai tinggal di pulau ini sekitar tahun 1800 atau lebih dari dua abad lalu.

Kuburan Mpok Awang juga disebut berada di puncak bukit batu Pulau Pahawang yang oleh masyarakat setempat disebut dengan keramat Mpok Awang

Pahiwang

Disisi lain ada pula yang menyebut dasar penamaan Pulau Pahawang berasal dari kata Pahiwang yang dalam bahasa masyarakat Lampung pesisir berarti menangis. Dengan kisah seorang kakek yang selalu merasa sedih sejak kepergian istrinya.

Rehabilitasi Pulau Pahawang

Pada periode tahun 2000-an, Pulau Pahawang tak ubahnya pulau tandus dan menjadi habitat nyamuk malaria. Hal ini dipicu rusaknya ekosistem hutan bakau sebagai kawasan sabuk hijau penting yang ada di pulau ini.

Aktivitas illegal logging hingga pembukaan pemukiman membuat pulau ini di kala itu mengalami kondisi yang amat kritis.

Disisi lain, beberapa warga yang tinggal di pulau ini juga dikenal sebagai pelaku aksi pengeboman ikan (illegal fishing) di sekitar perairan Teluk Pedada.

Sampai akhirnya, pasca tsunami Aceh tahun 2004 lalu, membuat warga sadar akan pentingnya keberlangsungan ekosistem pantai khususnya keberadaan hutan bakau sebagai kawasan sabuk hijau.

Dengan dukungan LSM Mitra Bentala sebagai LSM lingkungan yang memfasilitasi upaya rehabilitasi Pulau Pahawang perlahan pulau ini mulai berbenah termasuk warganya.

Sebagai upaya pembenahan pula, LSM Mitra Bentala menyiapkan secara khusus pulau ini sebagai kawasan wisata terpadu melalui berbagai potensi wisata yang ada di Pulau Pahawang sekaligus sebagai upaya alih profesi warga pulau untuk tak lagi melakukan perusakan baik melalui aktivitas illegal fishing maupun illegal logging.

Hingga pada tahun 2010, Pulau Pahawang yang sudah mengalami banyak perubahan mulai dari perilaku masyarakatnya yang lebih berwawasan lingkungan hingga tingkat ketebalan hutan bakau yang kian baik, pulau ini resmi dikenalkan sebagai sebuah destinasi wisata.


Pulau Pahawang, Sebuah Surga Dibalik Kisah Mpok Awang, Pahiwang dan Perjuangan Merehabilitasi Hutan Bakau


Daya Tarik Pulau Pahawang

Hampir semua sisi di Pulau Pahawang menawarkan keindahan yang tak akan mungkin ditemui di tempat lain. Keindahan pulau, ekosistem laut yang menakjubkan hingga bentang alam yang indah dan keramahan penduduk yang hangat menjadi bagian dari daya tarik Pulau Pahawang.

Ekosistem Bawah Laut Pulau Pahawang yang Menawan

Ekosistem bawah laut Pulau Pahawang menjadi yang terbaik khususnya di perairan Teluk Lampung maupun Teluk Pedada. Beragam jenis dan ukuran terumbu karang hingga biota laut seperti ikan hias menjadi pemandangan paling alami yang bisa dinikmati di sekitar pulau.

Di sisi lain ditunjang dengan perairan pantai yang bersih hingga permukaan air yang jernih membuat siapapun pasti tergoda untuk berenang, snorkeling atau bahkan diving di berbagai spot yang ada di Pulau Pahawang.


Pulau Pahawang, Sebuah Surga Dibalik Kisah Mpok Awang, Pahiwang dan Perjuangan Merehabilitasi Hutan Bakau


Taman Nemo

Bahkan di salah satu spot yang ada di Pulau Pahawang, terdapat Taman Nemo yang menjadi habitat berbagai jenis ikan hias khususnya ikan Nemo maupun ikan badut (clown fish) yang berenang lincah dan jinak bersama siapapun yang sedang snorkeling di taman ini.

Pantai dengan Pasir Putih yang Lembut

Seolah melengkapi keindahan di pulau ini, pasir pantai di pulau ini juga terkenal dengan pasir pantainya yang bersih sekaligus lembut sehingga membuat siapapun yang berkunjung ke pulau ini untuk menjejakan kaki di pantai.

Pasir Timbul yang Eksotis

Di bagian lain pulau ini juga terdapat fenomena pasir timbul yang membentuk jembatan penghubung alami yang terbentuk hanya ketika permukaan pantai sedang surut sehingga wisatawan bisa menyebrang menuju Pulau Tanjung hanya dengan berjalan kaki melintasi pasir putih bersih yang membentang hingga menghubungkan Pulau Pahawang Besar dan Pulau Tanjung.

Sunset yang Memukau

Pulau yang diapit berbagai pulau lain yang ada disekitarnya ini juga menyajikan pemandangan sunset yang memukau di sore hari saat matahari mulai beranjak ke peraduannya dengan bias warna senja berwarna jingga yang memukau memenuhi permukaan langit yang memantul di permukaan perairan di sekitar pulau.

Wisata Hijau Hutan Bakau

Yang tak kalah menarik dari pulau ini adalah keberadaan hutan bakau yang mengelilingi hampir seluruh area pulau dengan tingkat ketebalan yang tinggi. Keberadaan hutan bakau di pulau ini juga kerap dijadikan sebagai lokasi penelitian.

Berbagai jenis tanaman bakau atau mangrove dari berbagai spesies bisa ditemukan di pulau ini. Selain itu pengunjung juga bisa menikmati berbagai spesies ikan yang hanya hidup di sekitar hutan bakau, selain itu terdapat juga beberapa satwa lain seperti burung yang menjadikan hutan bakau di Pulau Pahawang sebagai habitatnya.

Keramahan Penduduk

Tak hanya itu saja, penduduk pulau ini juga terkenal akan keramahannya. Disini, wisatawan bahkan bisa ikut belajar membuat dodol bakau dengan bahan utama buah bakau sebagai upaya pemanfaatan tanaman bakau untuk diolah menjadi penganan yang menyehatkan.


Pulau Pahawang, Sebuah Surga Dibalik Kisah Mpok Awang, Pahiwang dan Perjuangan Merehabilitasi Hutan Bakau


Cottage dan Homestay yang Alami

Di berbagai sudut pulau ini juga berdiri cottage-cottage dan homestay yang masih amat alami dan dikelola langsung oleh penduduk Pulau Pahawang sebagai mata pencaharian mereka.

Lokasi Pulau Pahawang

Pulau Pahawang berada dalam wilayah Desa Pulau Pahawang yang berada di bawah Kecamatan Marga Punduh, Kabupaten Pesawaran, Lampung.

Untuk bisa mencapai pulau ini, pengunjung harus melalui Dermaga Ketapang yang ada di Desa Hanura, Kecamatan Padangcermin dengan jarak tempuh sekitar satu jam perjalanan. Sedangkan untuk menuju Dermaga Ketapang dari pusat Kota Bandar Lampung membutuhkan waktu sekitar satu jam perjalanan.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama